Has it cried yet, screaming on your name?


“Selamat tidur, Vante.”


Suatu hari dia terbangun sekali lagi, untuk menemukan bahwa seluruhnya yang tersisa hanyalah nuansa abu-abu dan hembusan napas yang tidak lagi berarti apa-apa. Dengan itu kemudian dia memutuskan untuk kembali berbaring berselimut salju. Wajahnya menengadah mencari-mencari, sebelum kemudian senyuman perlahan terpatri di sana. Sebab pada akhirnya, ia menyadari bahwa pun setelah ratusan tahun tertidur, setidaknya konstelasi itu masih setia menemaninya di kutub langit Utara.


Sehingga jikalau suatu hari ia terbangun sekali lagi, maka ia tidak akan merasa keberatan. Karena dalam lubuk hati yang ia sembunyikan baik-baik di balik selimut, ada rasa percaya yang membuatnya yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya untuk sekali lagi.

 

Comments

Post a Comment

Popular Posts