di luar hujan, kereta terus melaju; begitu pula kita yang hidup


Ketika kereta melaju, hening menawarkan kita untuk menyelimuti bahu-bahu yang kaku kedinginan karena basah hujan. Heningnya terlalu baik, sampai-sampai gemetar di bawah kaki kita rasanya seperti gempa bumi yang disusul tawa. Saya lirik pemandangan yang kabur terbirit-birit dari jendela. Sesaat mereka dipenuhi rintik hujan. Sesaat kemudian, tahu-tahu bunga-bunga menyapa kita dengan ramah dan bingung. Mereka berteriak saling menimpa satu sama lain, meski sia-sia sebab hening masih terlalu baik. Kata mereka, “Mengapa cepat sekali kami berlalu?” 



Mana saya tahu. 


Lalu saya lirik kamu, yang memandangi saya dalam diam masih dengan cara yang sama. Dari kedua matamu itu, saya tahu, kamu sedang mencoba membisikkan, “Kereta ini melaju terlalu cepat.”


Mungkin kamu benar, saya pun setuju. Kereta ini melaju terlalu cepat. Memang selalu benar kamu, atau saya yang terlalu naif pada dunia, entah yang mana, sehingga kalau kamu bilang: dunia ini memang berubah, tapi kita tidak. Bisa apa saya selain percaya?


Comments

Popular Posts