Aku Bawakan Sebotol Sihir Untuk Kedua Matamu


Kadang, aku sering kali menanyakan tentang bagaimana perasaan patah hati yang membahagiakan—the sight of a happy heartbreak—terlihat. Ketika aku menggumamkan itu dengan asal kepada seseorang, Hugo langsung menatapku bingung. "Sebuah kekontrasan fiktif yang sangat kontras," begitu katanya. Dan, “Mana ada, kamu ini membual seolah-olah kamu adalah seekor kambing gunung.” 


“Kambing gunung itu memang ada, Hugo,” kubalas, karena memang benar halnya jika kambing gunung itu ada. “Yang tidak ada adalah kambing gunung di bulan. Sebab di bulan itu hanya ada naga putih dan anjing-anjing mungil bersayap. Serta Lelaki-di-Bulan yang tidak bernama yang kerjanya meramu mimpi—mimpi-mimpi di bunga tidur. Dan anak-anak yang tersesat. Dan seekor naga Sayap-Penyok”


Setidaknya itu yang kupercayai. Namun Hugo, yang memang masa kecilnya hanya diajarkan pekerjaan-pekerjaan kasar, tidak pernah menduga jika hal-hal spiritual tersebut betul adanya. Tidak naga putih, atau anjing mungil bersayap, atau Lelaki-di-Bulan. Tidak juga percaya bahwa di sisi yang lebih gelap dibanding sisi tergelap Bulan, ada serbuk-serbuk cemerlang yang beterbangan di angkasa, ditunggangi oleh Tuhan untuk mengantar partikel-partikel alam semesta ke tempatnya masing-masing. 


“Maksudku, Prana,” dia menghela napas sebal setelah menurunkan ember yang airnya merembes kemana-kemana, “adalah, pertama, semua patah hati itu menyedihkan; dan kedua, perasaan tidak memiliki fisik, mereka itu angin.”


Oh, aku setuju sekali. Jadi aku balik bertanya padanya, memangnya sebuah kontradiktif tidak diperbolehkan untuk eksis? Seperti rasa pedas dan manis yang bertolak belakang dalam ayam bumbu buatan ibuku. Atau seperti ketika kamu tertawa saat gundah, atau malah seperti ketika kita merasa lumpuh padahal sedihnya minta ampun.


Bagaimanapun juga, lelaki itu benar. Kadang aku juga menanyakan—namun akan lebih tepat jika aku bilang: merasa, bahwa aku adalah seorang pembunuh. 


Maka ketika pada suatu sore kelabu, ketika aku menemukan Hugo berdiri kaku dengan mulut membisu, disertai dengan sudut-sudut tubuhnya yang bersimbah jelaga merah—aku bertanya-tanya, apa yang sedang berdentum di telinganya saat itu? Maksudnya, saat ia akhirnya berhasil menciptakan sebuah kontradiktif yang nyata, yang diciptakannya untuk membuktikan entah pada siapa. Padaku, mungkin. 


“Apa yang terdengar?” kulontarkan pertanyaan padanya.


Namun bibirnya hanya mampu diam. Tidak mengherankan dia tidak mampu bicara, melihat bahwa alam bawah sadar Hugo bahkan tidak sanggup untuk menggetarkan bibirnya dengan rasa terkejut. Kami diam begitu selama beberapa detik, dan Hugo mulai terlihat panik dan lebih hidup daripada tadi. Ketika itu terjadi, aku melihat binar di matanya, sesuatu yang tampak seperti kembang api, meledak dan mati dan hidup kembali, namun terlihat bebas dan menyenangkan. Seolah-olah baru saja ada yang tanpa sengaja menuangkan sebotol sihir pada kedua matanya.


Selama beberapa detik kami hanya saling pandang. Hugo kerap bungkam, tetapi seketika udara di ruang pengap ini terasa manis dan debu yang berterbangan tampak seperti bulir air mata bersayap yang kubayangkan ada di Bulan. Mustahil tapi demikian yang kurasa. Mungkin saja hanya linglung akibat langit di luar hampir sama merahnya dengan noda-noda darah yang menjamah tubuh Hugo. Apakah Hugo juga linglung? Tatapannya hampir mengatakan demikian apabila tak ada senyum yang tersemat simpul pada bibirnya. 


Tatapan kami masih bersirobok. Ia padaku, tak tahu apa yang dipikirkannya. Namun, napasnya tampak ringan, matanya melegakan, dan dadanya tak lagi berat berhembus. Sementara aku padanya, sibuk menerka. Setelah bertahun-tahun menolak percaya bahwa di Bulan pun hiduplah seekor naga putih, anjing mungil bersayap, ataupun Lelaki-di-Bulan atau hal-hal yang jauh lebih luar biasa dibandingkan apa yang dapat dibayangkan manusia; mungkinkah pada akhirnya hati yang bebal macamnya pun berhasil merasakan kebebasan? 


Comments

  1. DID HUGO JUST COMMIT THIRD DEGREE MURDER WHAT IS HAPPENING😨😨😨😨

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts